Laman
Rabu, 14 Juli 2010
istilah pendidikan
a fortiori - a fortiori
a posteriori idea - idea a posteriori
a posteriori proposition - keterangan a posteriori
a posteriori reasoning - taakulan a posteriori
a priori idea - idea a priori
a priori proposition - keterangan a priori
a priori reasoning - taakulan a priori
a priori truth - kebenaran a priori
abandoned idea - idea tertinggal
abbreviation - singkatan
abdominal exercise - senaman abdomen
ability comparable - kebolehan sebanding
ability grouping - pengelompokan kebolehan; pengumpulan kebolehan
abiodental sound -bunyi bibirgigi
ablative - ablatif
absolute ego - ego mutlak; aku mutlak
absolute idealism -idealisme mutlak
absolute threshold -ambang mutlak
abstract level response -gerak balas peringkat abstrak; gerak balas peringkat mujarad
abstract thought -fikiran abstrak; fikiran mujarad
abstractionism -abstraksionisme
academic emulation -peniruan akademik
acalculia -buta kira
accent -aksen; tekanan; loghat; pelat; telor
accent light -cahaya tekanan; cahaya aksen
accentology -aksentologi
accentuation -pengaksenan
accessibility of respondent -kebolehcapaian responden
accidence -aksidens
accident -aksiden; kemalangan
accidentalism -aksidentalisme
accountability -akauntabiliti
accusative case -kasus akusatif
achievement motivation -motivasi pencapaian; penggerakan pencapaian
achievement-oriented -berorientasi pencapaian
acoustic -akustik
acoustic phonetics -fonetik akustik
acquiescence -pengakuran
acquisitivepess -keinginan memiliki
acronym -akronim
action noun -kata nama perbuatan
active voice -ragam aktif
activist method -kaedah aktivis
actual class limit -had kelas hakiki; had kelas sebenar
actual participation -penyertaan hakiki; penyertaan sebenar
acute accent -aksen tirus
additivity -daya penambahan
address -cakapan; cakap
addressee - penerima cakapan
addresser -pencakap
adequacy -memada
adequate credential -akuan memadai
adjectivalization -pengadjektifan
adjective –adjektif; kata sifat
adjective clause -klausa adjektif
adjective phrase -frasa adjektif
adjective word -kata adjektif
adjectual clause -klausa adjektif
adjunctive -adjungtif
adjustment inventory -inventori penyelarasan
admissable -teraku
adopt -mengangkat; adop
adoptability –kebolehadopan
adoptable -boleh adop
adult aide -pembantu dewasa
adult literacy level -peringkat kenal huruf dewasa
adultery action -tindakan sumbang
advanced logic -logik lanjutan
advanced reading -bacaan lanjutan; bacaan peringkat tinggi
advantaged peer -sebaya beruntung
adverb -adverb
adverb phrase- frasa adverb
adverbial clause -klausa adverb
adverbial conjunction -kata sambung adverb
adverbialization -pengadverban
aesthatic -estatik
aetiology -etiologi
affective element -unsur afektif
affective learning domain -domain pembelajaran afektif
affiliate -gabungan
affiliation -penggabungan
affirmative -pengeyaan
affirmative statement -kenyataan mengeyakan
affix -imbuhan; afiks
affixation -pengimbuhan
affricate -afrikat
age-mates -bawah seumur
agent noun -kata nama agen
agentive transformation -transformasi agentif
agglutinative language -bahasa cantuman
aggregate - agregat
aggressive attitude -sikap agresif
agility -ketangkasan
agnosticism -agnostisisme
agraphia -agrafia
aide (teacher) -pembantu (guru)
air chamber -ruang udara
air direction -arah udara
air-nasal exit – saluran keluar udara hidung
air-oral exit -sa1uran keluar udara mulut
albinism -albinisme
alexia - aleksia
al-Farabi -al-Farabi
al-Ghazel -al-Ghazali
alibi -alibi
alienation coefficient -koefisien pengasingan; pekali pengasingan
alienism - alienisme
al-Kindi -al-Kindi
allegory -alegori
allegro -alegro
alliteration -aliterasi
allomorph -alomorf
allophone -alofon
all-or-none learning -pembelajaran semua-atau-tiada
allotone -aloton
a posteriori idea - idea a posteriori
a posteriori proposition - keterangan a posteriori
a posteriori reasoning - taakulan a posteriori
a priori idea - idea a priori
a priori proposition - keterangan a priori
a priori reasoning - taakulan a priori
a priori truth - kebenaran a priori
abandoned idea - idea tertinggal
abbreviation - singkatan
abdominal exercise - senaman abdomen
ability comparable - kebolehan sebanding
ability grouping - pengelompokan kebolehan; pengumpulan kebolehan
abiodental sound -bunyi bibirgigi
ablative - ablatif
absolute ego - ego mutlak; aku mutlak
absolute idealism -idealisme mutlak
absolute threshold -ambang mutlak
abstract level response -gerak balas peringkat abstrak; gerak balas peringkat mujarad
abstract thought -fikiran abstrak; fikiran mujarad
abstractionism -abstraksionisme
academic emulation -peniruan akademik
acalculia -buta kira
accent -aksen; tekanan; loghat; pelat; telor
accent light -cahaya tekanan; cahaya aksen
accentology -aksentologi
accentuation -pengaksenan
accessibility of respondent -kebolehcapaian responden
accidence -aksidens
accident -aksiden; kemalangan
accidentalism -aksidentalisme
accountability -akauntabiliti
accusative case -kasus akusatif
achievement motivation -motivasi pencapaian; penggerakan pencapaian
achievement-oriented -berorientasi pencapaian
acoustic -akustik
acoustic phonetics -fonetik akustik
acquiescence -pengakuran
acquisitivepess -keinginan memiliki
acronym -akronim
action noun -kata nama perbuatan
active voice -ragam aktif
activist method -kaedah aktivis
actual class limit -had kelas hakiki; had kelas sebenar
actual participation -penyertaan hakiki; penyertaan sebenar
acute accent -aksen tirus
additivity -daya penambahan
address -cakapan; cakap
addressee - penerima cakapan
addresser -pencakap
adequacy -memada
adequate credential -akuan memadai
adjectivalization -pengadjektifan
adjective –adjektif; kata sifat
adjective clause -klausa adjektif
adjective phrase -frasa adjektif
adjective word -kata adjektif
adjectual clause -klausa adjektif
adjunctive -adjungtif
adjustment inventory -inventori penyelarasan
admissable -teraku
adopt -mengangkat; adop
adoptability –kebolehadopan
adoptable -boleh adop
adult aide -pembantu dewasa
adult literacy level -peringkat kenal huruf dewasa
adultery action -tindakan sumbang
advanced logic -logik lanjutan
advanced reading -bacaan lanjutan; bacaan peringkat tinggi
advantaged peer -sebaya beruntung
adverb -adverb
adverb phrase- frasa adverb
adverbial clause -klausa adverb
adverbial conjunction -kata sambung adverb
adverbialization -pengadverban
aesthatic -estatik
aetiology -etiologi
affective element -unsur afektif
affective learning domain -domain pembelajaran afektif
affiliate -gabungan
affiliation -penggabungan
affirmative -pengeyaan
affirmative statement -kenyataan mengeyakan
affix -imbuhan; afiks
affixation -pengimbuhan
affricate -afrikat
age-mates -bawah seumur
agent noun -kata nama agen
agentive transformation -transformasi agentif
agglutinative language -bahasa cantuman
aggregate - agregat
aggressive attitude -sikap agresif
agility -ketangkasan
agnosticism -agnostisisme
agraphia -agrafia
aide (teacher) -pembantu (guru)
air chamber -ruang udara
air direction -arah udara
air-nasal exit – saluran keluar udara hidung
air-oral exit -sa1uran keluar udara mulut
albinism -albinisme
alexia - aleksia
al-Farabi -al-Farabi
al-Ghazel -al-Ghazali
alibi -alibi
alienation coefficient -koefisien pengasingan; pekali pengasingan
alienism - alienisme
al-Kindi -al-Kindi
allegory -alegori
allegro -alegro
alliteration -aliterasi
allomorph -alomorf
allophone -alofon
all-or-none learning -pembelajaran semua-atau-tiada
allotone -aloton
pendidikan tentang Filsafat
Filsafat Pendidikan | May 16th, 2008 |
Merupakan terapan dari filsafat umum, maka selama membahas filsafat pendidikan akan berangkat dari filsafat. Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai. Dalam filsafat terdapat berbagai mazhab/aliran-aliran, seperti materialisme, idealisme, realisme, pragmatisme, dan lain-lain. Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, sedangkan filsafat beraneka ragam alirannya, maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai aliran, sekurang-kurnagnya sebanyak aliran filsafat itu sendiri. Brubacher (1950) mengelompokkan filsafat pendidikan pada dua kelompok besar, yaitu a. Filsafat pendidikan “progresif” Didukung oleh filsafat pragmatisme dari John Dewey, dan romantik naturalisme dari Roousseau b. Filsafat pendidikan “ Konservatif”. Didasari oleh filsafat idealisme, realisme humanisme (humanisme rasional), dan supernaturalisme atau realisme religius. Filsafat-filsafat tersebut melahirkan filsafat pendidikan esensialisme, perenialisme,dan sebagainya. Berikut aliran-aliran dalam filsafat pendidikan: 1. Filsafat Pendidikan Idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah: Plato, Elea dan Hegel, Emanuael Kant, David Hume, Al Ghazali 2. Filsafat Pendidikan Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek yang menyadari dan mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia. Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill. 3. Filsafat Pendidikan Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan rohani, spiritual atau supernatural. Beberapa tokoh yang beraliran materialisme: Demokritos, Ludwig Feurbach 4. Filsafat Pendidikan Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami. Beberapa tokoh yang menganut filsafat ini adalah: Charles sandre Peirce, wiliam James, John Dewey, Heracleitos. 5. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas. Beberapa tokoh dalam aliran ini: Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl Jasper, Gabril Marcel, Paul Tillich 6. Filsafat Pendidikan Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, william O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff 7. Filsafat Pendidikan esensialisme Esensialisme adalah suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik pada trend-trend progresif di sekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa pergerakan progresif telah merusak standar-standar intelektual dan moral di antara kaum muda. Beberapa tokoh dalam aliran ini: william C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell. 8. Filsafat Pendidikan Perenialisme Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat dan teruji. Beberapa tokoh pendukung gagasan ini adalah: Robert Maynard Hutchins dan ortimer Adler. 9. Filsafat Pendidikan rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme. Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada sekarang. Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini:Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg. Fenomena ”Hidup Lebih Maju” Setiap orang, pasti menginginkan hidup bahagia. Salah satu diantaranya yakni hidup lebih baik dari sebelumnya atau bisa disebut hidup lebih maju. Hidup maju tersebut didukung atau dapat diwujudkan melalui pendidikan. Dikaitkan dengan penjelasaan diatas, menurut pendapat saya filsafat pendidikan yang sesuai atau mengarah pada terwujudnya kehidupan yang maju yakni filsafat yang konservatif yang didukung oleh sebuah idealisme, rasionalisme(kenyataan). Itu dikarenakan filsafat pendidikan mengarah pada hasil pemikiran manusia mengenai realitas, pengetahuan, dan nilai seperti yang telah disebutkan diatas. Jadi, aliran filsafat yang pas dan sesuai dengan pendidikan yang mengarah pada kehidupan yang maju menurut pikiran saya yakni filsafat pendidikan progresivisme (berfokus pada siswanya). Tapi akan lebih baik lagi bila semua filsafat diatas bisa saling melengkapi. |
Langganan:
Postingan (Atom)